smbclient (1)

Samba

23 Oct 1998

NAMA

smbclient - klien mirip ftp untuk mengakses resource SMB/CIFS di server

SINOPSIS

smbclient nama servis [-s smb.conf] [-O opsi socket][-R urutan name resolver] [-M nama NetBIOS] [-i scope] [-N] [-n nama NetBIOS] [-d level debug] [-P] [-p port] [-l basis nama untuk log] [-h] [-I IP tujuan] [-E] [-U nama user] [-L nama NetBIOS] [-t kode terminal] [-m protocol maksimum] [-b ukuran buffer] [-W workgroup] [-T<c|x>IXFqgbNan] [-D direktori inisial] [-c string perintah]

DESKRIPSI

File ini merupakan bagian dari suite Samba.

smbclient adalah klien yang bisa 'berbicara' dengan server SMB/CIFS. Klien ini menawarkan antarmuka (interface) yang serupa dengan program ftp (lihat ftp(1)). Kegiatan yang bisa dilakukan antara lain mengambil file dari server ke mesin lokal, menaruh file ke mesin remote, meminta daftar isi direktori dari server dan sebagainya.

OPSI

namaservis
merupakan nama servis yang anda ingin gunakan dari server. Nama servis diambil dari //server/servis, dimana server adalah nama NetBIOS dari server SMB/CIFS yang menawarkan servis, dan servis adalah nama servis yang ditawarkan server. Jadi untuk mengakses servis printer anda bisa gunakan

//smbserver/printer

Catat bahwa nama server tidak harus selalu nama host (DNS) ! Sebab nama yang dibutuhkan adalah nama NetBIOS yang mungkin sama dan mungkin berbeda dengan nama host dari mesin.

Nama server bisa dikenali, baik berdasarkan parameter -R dari smbclient atau menggunakan parameter name resolve order dari smb.conf. Memungkinkan administrator merubah urutan dan metode bagaimana nama server diurutkan.

password
adalah password yang dibutuhkan untuk mengakses servis tertentu di server. Jika parameter ini dimasukkan, maka dianggap sama dengan menginput opsi -N (tidak menanyakan password)

Tidak ada password default. Jika password tidak dimasukkan di dalam baris perintah (entah menggunakan parameter ini atau menambahkan pasword ke opsi -U) dan opsi -N tidak diberikan, klien akan meminta password, meskipun servis tidak meminta. (Jika password tidak diperlukan tekan ENTER saja untuk memberi null password).

Catat: beberapa server (termasuk OS/2 dan Windows for Workgroups) meminta password diinput dalam huruf kapital, huruf kecil atau campuran akan mengalami kemungkinan penolakan di server.

Hati-hati dengan memasukkan password ke dalam script.

-s smb.conf
Parameter ini menunjuk ke lokasi smb.conf, sebagai file konfigurasi Samba yang mengontrol seluruh aspek dari setup Samba, dan smbclient pun perlu membaca file ini.

-O opsi sockets
Pilihan socket TCP untuk di-set di socket milik klien Lihat parameter socket options dalam manual smb.conf (5) untuk opsi yang bisa digunakan.

-R urutan name resolver
Opsi ini memungkinkan user dari smbclient untuk menentukan servis resolusi nama mana yang akan dipakai untuk menyebut server.

Pilihannya adalah :"lmhosts", "host", "wins" and "bcast". Keempatnya akan menyebabkan nama server di-resolve sebagai berikut :

  • lmhosts : Melakukan lookup alamat IP dalam file lmhost Samba. File ini disimpan dalam direktori yang sama dengan file smb.conf.

  • host : Melakukan standar resolusi dari nama host ke IP menggunakan file /etc/hosts, NIS atau lookup DNS. Penggunaan metode ini tergantung dari jenis sistem operasi, contoh: untuk IRIX atau Solaris, pengontrolan bisa dilakukan di file /etc/nsswitch.conf.

  • wins : Melakukan query nama berdasarkan daftar IP di parameter wins server dalam smb.conf. Jika tidak ada WINS server, maka metode ini akan diabaikan.

  • bcast : Melakukan broadcast pada setiap interface lokal berdasarkan daftar di parameter interfaces dalam smb.conf. Reliabilitasnya paling rendah dalam resolusi nama, sebab tergantung dari host yang ada di dalam subnet lokal.

  • Jika parameter ini tidak di-set maka urutan resolve nama yang akan dipakai adalah yang ada di smb.conf dalam parameter (name resolve order).

    Urutan default adalah lmhosts, host, wins, bcast, jadi tanpa parameter ini atau pun tanpa entri di "name resolve order" maka urutan ini yang akan dipakai.

    -M nama NetBIOS
    Opsi ini memungkinkan anda mengirim pesan, dengan protokol "WinPopup" ke komputer lain. Begitu koneksi terjadi, anda bisa mengetik pesan anda dan menekan ^D (control-D) jika sudah selesai.

    Jika komputer penerima menjalankan WinPopup, maka pesan akan muncul dan kadang disertai beep. Jika WinPopup tidak dijalankan, maka pesan akan hilang dan tak ada pesan error yang muncul.

    Jika pesan lebih dari 1600 bite, yang merupakan limit protokol ini, maka pesan akan secara otomatis dipotong.

    Satu trik berguna adalah dengan menggunakan cat ke smbclient. Seperti:

    cat pesan.txt | smbclient -M UDIN

    akan mengirim pesan di file pesan.txt ke mesin UDIN.

    Anda pun bisa menggunakan opsi -U dan -I, sebab mereka memungkinkan anda mengontrol FROM dan TO dari pesan anda.

    Lihat parameter message command di smb.conf (5) untuk mengetahui bagaimana menerima pesan WinPopup di Samba.

    Catat: Jika klien anda ingin selalu menerima pesan WinPopup setiap kali dikirim, maka kopi WinPopup di startup direktori dari setiap klien.

    -i scope
    Menentukan scope NetBIOS yang akan digunakan smbclient untuk berkomunikasi saat mengumpulkan nama NetBIOS. Detail lihat di rfc1001.txt dan rfc1002.txt. Scope NetBIOS sangat jarang dipakai, hanya digunakan jika anda selaku system administrator bertanggung jawab terhadap seluruh sistem NetBIOS tempat anda terhubung.

    -N
    Jika dispesifikasikan, maka ia tidak akan meminta password pada saat koneksi. Berguna untuk mengakses servis yang tidak membutuhkan password.

    Jika password tidak dispesifikasikan dalam baris perintah (command line), maka klien akan meminta password.

    -n nama NetBIOS
    Secara default, klien akan menggunakan nama host (dalam huruf kapital) sebagai nama NetBIOS-nya. Parameter ini memungkinkan anda melakukan override nama host dan menggunakan nama NetBIOS apa saja.

    -d leveldebug
    adalah nilai integer dari 0 - 10, atau huruf 'A'.

    Jika tidak diberikan, maka nilai default-nya adalah nol.

    Makin tinggi nilai di sini, makin detail data aktifitas server yang di-log ke dalam file log. Pada level 0, hanya error yang kritis dan peringatan serius yang dilog. Level 1 merupakan level yang memadai untuk log server harian - berupa informasi secukupnya tentang kegiatan server.

    Level diatas 1 akan membuat log yang besar, dan sebaiknya hanya dipakai guna kepentingan investigasi masalah. Level di atas 3 dibuat hanya untuk developer dan akan membuat data log yang GEDE, dan biasanya sangat cryptic. Jika diset ke 'A', maka semua pesan debug akan dilog. Setting ini hanya buat developer dan orang yang benar-benar ingin tahu cara kerja kode Samba.

    Catat bahwa parameter di sini akan override parameter log level di smb.conf (5).

    -P
    Opsi ini tidak lagi dipakai. Samba2.0 kini memberikan server kebebasan untuk menentukan sendiri tipe device, jadi tidak perlu lagi flag khusus untuk printer.

    -p port
    Merupakan nomor port TCP yang akan dipakai untuk koneksi ke server. Standar dan default port TCP untuk SMB/CIFS adalah 139.

    -l namafilelog
    akan memberi spesifikasi tentang lokasi dan nama file basis dari log file.

    Basis nama default biasanya ditentukan saat Samba kita kompilasi.

    Nama basis digunakan untuk membuat log file aktual. Contoh, jika nama yang diberikan adalah "log", maka file debug akan menjadi log.client.

    File log di komputer klien tidak pernah dibuang.

    -h
    Memunculkan informasi help dan penggunaan.

    -I alamat IP
    adalah alamat IP server yang akan dihubungi. Sebaiknya dalam notasi standar "a.b.c.d".

    Biasanya klien akan mencoba mencari lokasi server SMB/CIFS dengan melakukan lookup lewat mekanisme resolusi nama NetBIOS, seperti dijelaskan dalam name resolve order di atas. Dengan menggunakan parameter ini, maka klien tidak akan mencari dengan komponen nama NetBIOS, tapi lewat alamat IP.

    Tidak ada nilai default untuk parameter ini. Jika tidak diberikan, maka akan ditentukan secara otomatis seperti di atas.

    -E
    Parameter ini akan menyebabkan klien menulis pesan error ke stream standard error (stderr), bukannya ke standard output.

    Secara default, klien akan mengirim pesan ke standard output - biasanya tty dari user.

    -U namauser
    Menentukan nama user yang akan dipakai untuk membuat koneksi, jika server menjalankan level protokol yang menggunakan password berdasarkan nama user bukan pada level di bawahnya, yaitu pada share.

    Beberapa server meminta nama NetBIOS yang valid, dan beberapa malah tidak bisa membedakan antara huruf kapital/kecil.

    Jika nama user tidak diberikan, maka nilai default yang akan digunakan adalah versi huruf kapital dari urutan environment variable USER atau LOGNAME. Jika baik nama user maupun environment variable tidak ada, maka akan digunakan user "GUEST".

    Jika environment variable dari USER memiliki karakter '%', semua yang ada setelah karakter itu akan dianggap sebagai password. Sehingga memungkinkan anda menentukan environment variable menjadi USER=username%password, jadi password tidak perlu diberikan di dalam baris perintah.

    Jika anda melakukan koneksi ke servis yang meminta password, maka ia bisa dimasukkan dengan opsi-U dengan menambahkan simbol persen ("%") di antara nama user dan password. Contoh, anda mencoba melakukan koneksi menggunakan nama user udin dan password anda rahasia, maka anda bisa menuliskan:

    -U udin%rahasia

    di baris perintah. Lihat bahwa tidak ada spasi di antara simbol persen.

    Jika anda memasukkan password sebagai bagian dari nama user, maka opsi -N (meniadakan prompt password) bisa dimasukkan.

    Jika anda menentukan password sebagai parameter DAN sebagai bagian dari nama user, maka yang menjadi prioritas-nya adalah password sebagai bagian dari nama user. Dengan tidak memasukkan apa-apa setelah % akan menyebabkan nama user atau password kosong digunakan.

    Password juga bisa ditentukan dengan menentukan environment variable PASSWD yang berisi password user. Catat bahwa metode ini sangat tidak aman di beberapa sistem, namun di sistem lain memungkinkan user menulis perintah smbclient tanpa menimbulkan passwordnya muncul di daftar proses.

    Catat: Beberapa server (termasuk OS/2 dan Windows for Workgroups) memaksa untuk memasukkan password dalam huruf kapital. Huruf kecil/campuran mungkin akan ditolak oleh server.

    Hati-hati dengan memasukkan password dalam script atau di environment variable PASSWD. Lagipula dalam beberapa sistem, dengan mengecek daftar proses dengan perintah ps dapat menimbulkan password jadi kasat mata. Cara teraman adalah dengan selalu membiarkan smbclient meminta password, bukan lewat baris perintah.

    -L
    Opsi ini memungkinkan anda melihat servis apa saja yang ada di server Jika anda input "smbclient -L host", maka daftar akan muncul. Opsi-I akan berguna jika nama NetBIOS anda berbeda dengan nama host DNS dari TCP/IP atau jika anda mencoba mengakses host di network lain.

    -t kode terminal
    Opsi ini memberitahu smbclient cara menginterpretasikan nama file dari server remote. Biasanya implementasi bahasa multibyte UNIX di Asia (seperti kanji) memakai set karakter yang berbeda dengan server SMB/CIFS (seperti EUC dan SJIS). Parameter ini akan memberi smbclient kemampuan konversi nama file UNIX dengan nama file SMB secara benar. Akan tetapi opsi ini belum secara serius diuji dan mungkin bermasalah.

    Kode terminal di sini termasuk sjis, euc, jis7, jis8, junet, hex, cap. Untuk lebih lengkap mengenai daftar codepage, cek di source code dari Samba.

    -m level maksimum protokol
    Sejak Samba2.0, smbclient selalu mencoba menghubungi server pada level maksimum protokol sepanjang yang didukung server. Parameter ini dipakai untuk kompatibilitas ke belakang, tapi setiap string di belakang -m akan diabaikan.

    -b ukuran buffer
    Opsi ini merubah ukuran buffer yang di-transmit/terima saat mengirim/menerima file dari server. Defaultnya adalah 65520 byte. Menge-set nilai ini lebih rendah (sampai ke 1200 byte) telah diuji dan dapat meningkatkan kecepatan transfer file dari/ke Win9x.

    -W WORKGROUP
    Opsi ini akan melakukan override parameter workgroup dari smb.conf. Opsi ini bisa berguna saat mengoneksi ke beberapa jenis server.

    -T opsi tar
    smbclient bisa digunakan untuk membuat file backup tar (1) dari semua file di semua share SMB/CIFS. Flag berikut yang bisa diberikan :

    c
    Membuat file tar di UNIX. Harus ditambahkan dengan nama file tar, device tape, atau "-" untuk standard output. Jika menggunakan standard output anda harus menurunkan level log pada nilai terendah -d0 guna mencegah file tar anda terkorupsi. Flag ini adalah kebalikan dari flag x.

    x
    Meng-ekstrasi (restorasi) file tar kembali ke share. Jika opsi -D tidak digunakan, file tar akan di-restore pada level atas dari share. Harus dikuti dengan nama file tar-nya, device tape, atau "-" untuk standard input. Merupakan kebalikan dari flag c. File yang di-restore memiliki saat pembuatan (mtime) yang sama dengan saat file tersebut di-save. Sedang direktori tidak memiliki tanggal pembuatan yang benar.

    I
    Termasuk file dan direktori. Merupakan default saat nama file dispesifikasi, dan menyebabkan file tar dimasukkan dalam ekstraksi atau pembuatan. Lihat contoh di bawah. Untuk globbing nama file, lihat opsi r.

    X
    Mengecualikan (exclude) file dan direktori. Menyebabkan file tar tidak diikut sertakan dalam proses ekstraksi atau pembuatan. Lihat contoh di bawah. Untuk globbing nama file, lihat opsi r.

    b
    Ukuran blok. Harus diikuti dengan jumlah ukuran blok yang valid (lebih dari 0). Menyebabkan file tar ditulis dalam ukuran blok*TBLOCK (biasanya 512 byte) blok.

    g
    Incremental. Hanya file back up yang punya bit arsip. Hanya berguna dengan flag c.

    q
    Diam (quiet). Membuat tar tidak menampilkan diagnosa saat bekerja. Sama dengan mode tar quiet.

    r
    Regular expression yang termasuk atau tidak. Menggunakan pencocokan regular expression untuk menyertakan atau tidak menyertakan file jika dikompilasi dengan HAVE_REGEX_H. Mode ini bisa sangat lambat. Jika tidak dikompilasi dengan HAVE_REGEX_H, maka hanya akan mengenal karakter wildcard * dan ?.

    N
    Lebih baru dari. Harus diikuti nama file yang tanggalnya akan dibandingkan dengan file yang ada di share saat pembuatan. Hanya file yang lebih baru yang akan di-backup. Hanya berguna dengan flag c.

    a
    Menge-set bit arsip. Menyebabkan bit arsip di-reset saat file di-backup. Berguna dengan flag g dan c

    Tar Long File Names

    Opsi tar smbclient sekarang mendukung nama file yang panjang atau long file names (LFN) baik dalam backup atau restore. Tapi lokasi lengkap nama file harus kurang dari 1024 byte. Juga saat arsip tar dibuat, opsi tar smbclient menempatkan seluruh file dalam arsip dengan nama relatif, bukan absolut.

    Tar Nama File

    Seluruh nama file bisa diberikan dengan nama path ala DOS (dengan \ sebagai pemisah komponen), atau sebagai path ala UNIX (dengan / sebagai pemisah komponen).

    Contoh

  • Me-restore dari file tar dengan nama backup.tar ke dalam share_saya di pc_ku (tanpa password dalam share).

    smbclient //pc_ku/share_saya "" -N -Tx backup.tar

  • Me-restore semua kecuali users/docs

    smbclient //pc_ku/share_saya "" -N -TXx backup.tar users/docs

  • Membuat file tar dari file yang berada di bawah users/docs.

    smbclient //pc_ku/share_saya "" -N -Tc backup.tar users/docs

  • Membuat file tar sama seperti di atas, tapi kini memakai path ala DOS.

    smbclient //pc_ku/share "" -N -tc backup.tar users\edocs

  • Membuat file tar dari seluruh file dan direktori dalam share.

    smbclient //pc_ku/share_saya "" -N -Tc backup.tar *

  • -D direktori inisial
    Merubah ke direktori inisial sebelum mulai. Hanya untuk beberapa penggunaan dengan opsi -T.

    -c string perintah
    merupakan daftar perintah yang dipisahkan oleh titik koma yang harus di-eksekusi selain di-prompt dari stdin. -N Di-impilasi dengan -c.

    Berguna dalam script dan menampilkan stdin ke server, contoh: -c 'print -'.

    OPERASI

    Saat klien berjalan, user akan mendapat prompt :

    smb:\>

    Tanda "\" mengindikasikan lokasi direktori di server pada saat itu, dan akan berubah jika kita berpindah direktori.

    Prompt mengindikasikan bahwa klien siap dan menunggu perintah. Setiap perintah terdiri dari satu kata, dan diikuti parameter khusus. Perintah dan parameter-nya dipisahkan oleh spasi. Seluruh perintah tidak case-sensitive, sama seperti perintah DOS. Parameter sendiri bisa case-sensitive dan bisa juga tidak, tergantung perintahnya.

    Anda bisa menentukan nama file yang memiliki spasi dengan tanda kutip, contoh "ini nama file yang panjang".

    Parameter dalam kurung siku (seperti "[parameter]") adalah pilihan. Jika tidak diberikan, maka akan digunakan nilai default. Parameter dalam kurung (seperti "<parameter>") harus dimasukkan.

    Catat bahwa seluruh perintah yang berjalan di server, dilakukan dengan mengirim perintah ke server dari klien. Sehingga akan ada perbedaan tergantung dari servernya.

    Perintah yang ada di sini disusun berdasarkan urutan abjad.

    ? [perintah]
    Jika "perintah" dimasukkan, maka perintah ? akan menampilkan informasi singkat tentang perintah tersebut. Jika tidak, maka daftar seluruh perintah yang akan ditampilkan.

    ! [perintah shell]
    Jika "perintah shell" diinput, maka ! akan meng-eksekusi shell secara lokal dan menjalankan perintah. Jika tidak, maka shell lokal yang akan dijalankan.

    cd [nama direktori]
    Jika "nama direktori" di-input, direktori tempat kita berada di server akan dirubah. Operasi ini akan gagal jika direktori tidak bisa diakses.

    Jika tidak ada nama direktori, maka lokasi direktori saat itu akan ditampilkan.

    del <mask>
    Klien akan meminta server menghapus semua file yang cocok dengan "mask" dari lokasi direktori saat itu.

    dir <mask>
    Daftar dari file yang cocok dengan "mask" di dalam direktori akan ditampilkan.

    exit
    Memutuskan koneksi dengan server dan keluar.

    get <nama file di lokasi remote> [nama file lokal]
    Meng-kopi file "nama file di lokasi remote" dari server ke mesin yang menjalankan klien, menjadi "nama file lokal." Catat bahwa seluruh transfer dilakukan di smbclient dalam biner. Lihat juga perintah lowercase.

    help [perintah]
    Lihat ?.

    lcd [nama direktori]
    Jika nama direktori di-input, maka lokasi direktori akan dirubah dengan "nama direktori." Operasi ini akan gagal jika direktori tidak bisa diakses.

    Jika tidak ada nama direktori, maka lokasi direktori lokal akan ditampilkan.

    lowercase
    Merubah lowercasing dari nama file untuk perintah get dan mget.

    Jika lowercasing di-ON, nama file lokal akan dirubah ke huruf kecil saat menggunakan get dan mget Kerap berguna saat meng-kopi file MSDOS dari server, sebab nama file di UNIX biasanya dalam huruf kecil.

    ls <mask>
    Lihat dir.

    mask <mask>
    Memungkinkan user menge-set mask yang akan digunakan selama operasi rekursif dari mget dan mput.

    Mask yang ditentukan ke mget dan mput akan menjadi filter untuk direktori, bukannya file saat rekursi di-ON.

    Mask dengan perintah .B berguna untuk memfilter file di direktori tersebut. Contoh, jika mask dalam perintah mget adalah "source*" ditambah dengan mask "*.c" dan rekursi di-ON, maka mget akan mengambil semua file yang cocok dengan "*.c" dalam seluruh direktori di bawahnya, termasuk direktori yang memiliki "source*"

    Catat, bahwa nilai default dari mask adalah kosong (sama dengan "*") dan akan tetap begitu sampai dirubah dengan perintah mask. Biasanya ia menyimpan nilai yang paling sering digunakan. Untuk mencegah hasil yang tak diinginkan, sebaiknya nilai mask .I dirubah ke "*" setelah menggunakan perintah mget atau mput

    mget <mask>
    Meng-kopi seluruh file yang mask-nya cocok dari server ke klien

    Catat bahwa mask ini di-interpretasikan berbeda selama operasi, baik rekursif atau non-rekursif - untuk lebih jelasnya lihat recurse dan mask. Juga seluruh transfer dalam smbclient .B dilakukan dengan biner. Lihat juga lowercase.

    mkdir <nama direktori>
    Membuat direktori baru di server (jika punya hak) dengan nama "nama direktori".

    mput <mask>
    Meng-kopi seluruh file yang mask-nya cocok dari lokal ke server.

    Catat bahwa mask ini di-interpretasikan berbeda selama operasi, baik rekursif atau non-rekursif - untuk lebih jelasnya lihat recurse dan mask. Juga seluruh transfer dalam smbclient .B dilakukan dengan biner.

    print <nama file>
    Mencetak (print) file dari mesin lokal ke printer di server.

    Lihat juga printmode.

    printmode <graphics atau teks>
    Menge-set mode print, baik data biner (seperti grafis) atau teks. Perintah print akan menggunakan mode print di sini.

    prompt
    Merubah prompt untuk nama file selama operasi mget dan mput.

    Saat di-ON, user akan mendapat prompt konfirmasi transfer dari setiap file Jika di-OFF, seluruh file akan ditransfer tanpa memberi prompt.

    put <nama file lokal> [nama file remote]
    Meng-kopi file "nama file lokal" dari klien ke server, menjadi "nama file remote" di server. Catat bahwa seluruh transfer dilakukan di smbclient dalam biner. Lihat juga perintah lowercase.

    queue
    Menampilkan print queue, job id, nama, ukuran dan status terkini.

    quit
    Lihat exit.

    rd <nama direktori>
    Lihat rmdir.

    recurse
    Merubah rekursi direktori untuk mget dan mput.

    Saat di-ON, perintah mget dan mput akan memproses seluruh direktori sumber (direktori yang akan di-kopi) dan akan melakukan rekursi mask yang dimasukkan di perintah tersebut. Hanya mask yang ditentukan dengan perintah mask yang akan digunakan. Lihat juga mask.

    Jika di-OFF, hanya mask di mget atau mput yang dipakai, sedang mask di perintah mask tidak akan diambil.

    rm <mask>
    Membuang semua mask pencocokan file dari lokasi direktori di server.

    rmdir <nama direktori>
    Membuang direktori (jika punya hak) dari server.

    tar <c|x>[IXbgNa]
    Melakukan operasi tar - lihat opsi perintah -T. Biasanya dipengaruhi oleh perintah tarmode. Menggunakan g (incremental) dan N (newer:lebih baru) akan mempengaruhi setting mode tar. Catat bahwa tar x tak akan bekerja dengan opsi "-", sebaiknya gunakan opsi baris perintah.

    blocksize <ukuran blok>
    Ukuran blok. Harus diikuti dengan ukuran blok valid (lebih dari 0). Menyebabkan file tar ditulis dalam ukuran blok*TBLOCK (biasanya 512 byte) blok.

    tarmode <full|inc|reset|noreset>
    Mengecek ada/tidaknya bit arsip dari tar. Dengan mode full, tar akan melakukan backup semua tanpa melihat seting bit arsip (mode default). Dalam mode incremental, tar hanya akan mem-backup file yang memiliki bit arsip. Dalam mode reset, tar akan me-rest bit arsip di semua file yang dibackup (perlu hak read/write).

    setmode <nama file> <perm=[+|\-]rsha>
    Versi perintah attrib di DOS untuk merubah hak akses (permission) di file Contoh :

    setmode filesaya +r

    akan membuat filesaya jadi read only.

    CATATAN

    Beberapa server bingung dengan perbedaan huruf kapital/kecil dari nama user, password, nama share (alias nama servis) dan nama mesin. Jika anda gagal terhubung ke server, coba masukkan semua parameter dalam huruf kapital.

    Kadang penting menggunakan opsi -n saat men-koneksi beberapa jenis server. Seperti OS/2 LanManager memaksa nama NetBIOS yang valid untuk digunakan, jadi anda butuh memberi nama yang valid dan dikenali oleh server.

    smbclient mengenali nama file panjang (long file name) di server yang menggunakan protokol LANMAN2 atau di atasnya

    ENVIRONMENT VARIABLES

    Variabel USER berisi nama user yang menggunakan klien. Informasi ini hanya digunakan jika level protokol cukup tinggi untuk mendukung password session-level.

    Variabel PASSWD berisi password user yang menggunakan klien. Informasi ini hanya digunakan jika level protokol cukup tinggi untuk mendukung password session-level.

    INSTALASI

    Lokasi dari program klien ini (smbclient) adalah urusan system administrator. Lokasi berikut hanya merupakan saran.

    Rekomendasi lokasi untuk smbclient adalah di direktori /usr/local/samba/bin atau /usr/samba/bin. Direktori ini sebaikanya bisa dibaca semua orang, dan hanya bisa ditulis oleh root. Program klien sendiri harus bisa dieksekusi oleh semua orang. Klien JANGAN diberi uid atau gid!

    File log harus ditaruh di direktori yang bisa dibaca dan ditulis hanya oleh usernya.

    Untuk mengetes smbclient, anda perlu tahu nama server yang menjalankan SMB/CIFS. Menjalankan smbd (8) sebagai user biasa - sebagai daemon di port yang bisa diakses (biasanya port di atas 1024) cukup memadai sebagai server untuk tes.

    DIAGNOSA

    Sebagian besar diagnosa di smbclient di-log, yang namanya ditentukan pada saat kompilasi, tapi bisa di-override dari baris perintah.

    Diagnosa tergantung pada level debug yang digunakan. Jika ada masalah set level debug ke 3, dan lihat file log.

    VERSI

    Manual ini berlaku untuk Samba versi 2.0.

    PENULIS

    Software Samba dan utilitas lain pertama kali dibuat oleh Andrew Tridgell samba-bugs@samba.org. Samba sekarang dikembangkan oleh tim Samba sebagai proyek Open Source, sama seperti pengembangan kernel Linux.

    Manual pertama kali ditulis oleh Karl Auer. Manual ini kemudian dikonversikan ke format YODL (satu software hebat lagi dari Open Source, tersedia bebas di ftp://ftp.icce.rug.nl/pub/unix/) dan di-update pada Samba2.0 oleh Jeremy Allison. Terjemahan bahasa Indonesia oleh M. ZEN Muttaqien aka. ZEN el GUAY.

    Silakan lihat samba (7) untuk mengetahui daftar lengkap kontributor dan detail mengenai bagaimana memberikan laporan bugs, komentar dan sebagainya.