nmbd [-D] [-a] [-o] [-h] [-V] [-H file lmhosts] [-d leveldebug] [-l basis nama file log] [-n nama NetBIOS primer] [-p nomor port] [-s file konfigurasi] [-i scope NetBIOS]
File ini merupakan bagian dari suite Samba.
nmbd adalah server yang mengerti dan bisa menjawab permintaan name service dari NetBIOS ke IP, sama seperti yang dilakukan oleh klien SMBD/CIFS: Windows 95/98, Windows NT dan LanManager.
nmbd juga ikut berpartisipasi dalam protokol browsing, sehingga bisa terlihat di "Network Neighborhood" Windows.
Saat klien SMB/CIFS naik (start-up), mereka berusaha mencari server SMB/CIFS. Kemudian mencoba mencari tahu IP apa yang dipakai oleh si server.
Di antara servis lain, nmbd akan mendengarkan permintaan itu, dan jika NetBIOS name-nya yang ditunjuk menjadi server, maka server akan menjawab dan memberi nomor IP-nya. By default, nama NetBIOS si server adalah nama host-nya, walaupun ini bisa ditulis ulang dengan opsi -n (lihat OPSI dibawah). Kemudian nmbd akan menjawab query broadcast tadi dengan namanya sendiri. Nama tambahan untuk nmbd bisa di-set di smb.conf(5). nmbd juga bisa berfungsi sebagai server WINS (Windows Internet Name Server). WINS sendiri pada dasarnya adalah server penyedia database nama NetBIOS yang terdaftar sebagai akibat broadcast.
Buat tambahan, nmbd juga bisa menjadi WINS proxy, yang me-relay broadcast ke klien yang tidak mengerti protokol WINS.
file lmhosts berisi daftar IP dari komputer yang memiliki NetBIOS name dan dimuat (di-load) lewat mekanisme resolusi nama dari name resolve order di smb.conf (5) untuk me-resolve setiap query nama NetBIOS yang dibutuhkan server. Catat, bahwa isi file ini TIDAK digunakan oleh nmbd untuk menjawab name query. Penambahan data di file ini HANYA berpengaruh pada resolusi nama dari komputer itu saja.
Lokasi file ini secara default pada saat Samba dikompilasi ada di /usr/local/samba/lib/lmhosts, atau /usr/samba/lib/lmhosts, atau juga bisa /etc/lmhosts. Lihat saja manual lmhosts (5) buat detail isi file ini.
Nilai default disini jika tidak dimasukkan apa-apa adalah nol.
Makin tinggi nilai di sini, makin detail data aktifitas server yang di-log ke dalam file log. Pada level 0, hanya error yang kritis dan peringatan serius yang dilog. Level 1 merupakan level yang memadai untuk log server harian - berupa informasi secukupnya tentang kegiatan server.
Level diatas 1 akan membuat log yang besar, dan sebaiknya hanya dipakai guna kepentingan investigasi masalah. Level di atas 3 dibuat hanya untuk developer dan akan membuat data log yang GEDE, dan biasanya sangat cryptic.
Catat bahwa parameter di sini akan override parameter log level di smb.conf (5).
Lokasi default biasanya ditentukan saat Samba kita kompilasi, lokasi umum ada di /usr/local/samba/var/log.nmb, atau /usr/samba/var/log.nmb, atau /var/log/log.nmb.
Opsi ini merubah port UDP yang digunakan nmbd untuk menjawab name query (biasanya 137). Jangan coba melakukan ini di rumah, eh...sori.. jangan rubah opsi ini jika anda bukan ahli atau jagoan seperti Flash Gordon.
File ini memberi detail konfigurasi yang dibutuhkan server. Lihat saja smb.conf (5) buat lebih jelasnya.
/etc/inetd.conf
Jika server berjalan lewat meta-daemon inetd, file ini harus berisi info startup buat meta-daemon tersebut.
/etc/rc
(atau apa pun script inisialisasi yang dipakai sistem anda).
Jika server berjalan sebagai daemon, file ini harus berisi urutan startup yang tepat untuk servernya.
/usr/local/samba/lib/smb.conf
Merupakan lokasi default untuk file konfigurasi smb.conf. Lokasi lain bisa /usr/samba/lib/smb.conf atau /etc/smb.conf.
Saat berjalan sebagai server WINS
(lihat manual wins support
di smb.conf (5)),
nmbd akan menyimpan semua database WINS dalam file wins.dat
dalam direktori var/locks
yang berada di bawah direktori Samba.
Jika nmbd menjadi browse master
(lihat manual local master
dalam smb.conf (5)),
nmbd akan menyimpan database browsing dalam file browse.dat
dalam direktori var/locks
yang berada di bawah direktori Samba.
Buat mematikan proses nmbd, sebaiknya JANGAN mematikannya lewat sinyal SIGKILL (-9), kecuali sebagai upaya terakhir, sebab akan menyebabkan kondisi database nama menjadi tidak konsisten. Cara terbaik adalah dengan mengirim sinyal SIGTERM (-15) dan menunggu nmb melakukan sendiri proses kematiannya.
nmbd bisa menerima sinyal SIGHUP, yang akan menyebabkan
ia melempar semua daftar nama ke namelist.debug
dalam direktori
/usr/local/samba/var/locks, atau direktori var/locks yang
dipilih saat Samba dikompilasi.
Ini pun akan menyebabkan nmbd untuk melempar semua database
servernya ke dalam log.nmb. Sebagai tambahan, level debug dari nmbd bisa
dinaikkan dengan mengirim SIGUSR1(kill -USR1 <nmbd-pid>
)
atau menurunkannya dengan SIGUSR2 (kill -USR2 <nmbd-pid>
).
Ini akan menyebabkan problem yang muncul untuk di-diagnosa, sementara servis
tetap berjalan dengan level log biasa.
Manual ini berlaku untuk Samba versi 2.0.
inetd (8), smbd (8), smb.conf (5), smbclient (1), testparm (1), testprns (1), dan RFC Internet rfc1001.txt, rfc1002.txt. Sebagai tambahan, spesifikasi CIFS (dulu SMB) juga tersedia lewat Web di: http://samba.org/cifs/.
Software Samba dan utilitas lain pertama kali dibuat oleh Andrew Tridgell samba-bugs@samba.org. Samba sekarang dikembangkan oleh tim Samba sebagai proyek Open Source, sama seperti pengembangan kernel Linux.
Manual pertama kali ditulis oleh Karl Auer. Manual ini kemudian dikonversikan ke format YODL (satu software hebat lagi dari Open Source, tersedia bebas di ftp://ftp.icce.rug.nl/pub/unix/) dan di-update pada Samba2.0 oleh Jeremy Allison. Terjemahan bahasa Indonesia oleh M. ZEN Muttaqien aka. ZEN el GUAY.
Silakan lihat samba (7) untuk mengetahui daftar lengkap kontributor dan detail mengenai bagaimana memberikan laporan bugs, komentar dan sebagainya.